Selasa, 28 Mei 2013

Wisata in Banana City





1.      Pemandian Selokambang ,
Pemandian Alam Selokambang ( sumber air bukan PDAM) terletak di Desa Purwosono Kecamatan Sumbersoko, jarak tempuh dari kota Lumajang 7 Km kearah Barat 15 menit perjalanan dapat ditempuh segala macam kendaraan. Merupakan obyek wisata andalan yang dipercaya masyarakat, bahwa mandi di pemandian tersebut dapat menyembuhkan penyakit reumatik. Aktivitas yang dapat dilakukan selain olah raga renang, juga dapat menikmati sarana permainan anak, berperahu, sepeda air, olah raga tennis. Berbagai macam kedai yang menjanjikan makanan tradisional siap untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga disamping itu ditunjang areal parkir yang cukup luas dan representatif.
2.      Hutan Bambu,
Wisata hutan bambu memiliki area sekitar 14 Ha. Obyek wisata ini sangat cocok untuk wisata keluarga dan pecinta lingkungan. Disamping itu dapat juga dijadikan untuk wisata pendidikan, karena disamping hamparan pohon bambu yang luas dapat juga ditemukan banyak sekali kera dan kalong (Pteropus vampirus) yang berada disini.Obyek ini terletak di desa Sumber Mujur Kec. Candipuro, sekitar 30 Km dari Kota Lumajang.
3.      Agro Wisata Bunga,
Agro wisata Bunga, yang berada di Desa Wotgalih, Krai dan Karanganyar Kecamatan Yosowilangun sekitar 25 Km dari Kota Lumajang merupakan daerah dimana hampir seluruh penduduk memiliki usaha budidaya bunga. Jika kita berkunjung ke obyek ini dapt ditemukan lingkungan yang asri dan menyegarkan., dari ketiga Desa inilah bibit bunga dipasarkan kekota kota besar lainya, seperti Jakarta , Bogor, Bandung, Jogja, Malang dll. Bagi penghobi koleksi bunga di daerah ini dapat dijumpai berbagai macam bibit bunga dan Bunga yang sudah jadi.
4.      Kebun Teh Kertowono,
Agro wisata Perkebunan Teh Kertowono yang terletak di Desa Gucialit Kecamatan Gucialit sekitar 20 Km dari Kota Lumajang. hamparan kebun Teh yang sangat luas, Pabrik Teh peninggalan Belanda yang masih beroperasi dengan baik menambah keindahan obyek wisata ini.

5.      Puncak B-29 Argosari,
Puncak B-29 Argosari adalah puncak tertinggi dikawasan lautan pasir Bromo dengan ketinggian 2900 m dpl. Terletak disisi tenggara Gunung Bromo, Pemandangan yang indah dan udara dingin ditambah hamparan tanaman khas dataran tinggi berupa bawang pre, kubis, kentang dan wortel sehingga menjadikan kawasan obyek ini sangat menawan. Terletak di desa Argosari, kec. Senduro sekitar 40 Km dari kota Lumajang.

6.      Ranu Kumbolo,
terletak di lereng G. Semeru. Para pendaki yang akan ke puncak Semeru pasti melewati 3 danau ini. 2 Danau yaitu Ranu Pane dan Ranu Regulo terletak di desa Ranu Pane lereng bawah dan merupakan awal pendakian, sedang Ranu Gumbolo terletak di lereng atas setelah perjalanan 5 jam dari Ranu pane.

7.      Ranu Lading,
Merupakan salah satu obyek wisata danau yang memang banyak terdapat di kab. Lumajang . Obyek ini terletak di tengah-tengah kebun kopi peninggalan Belanda, di atas danau ini masih berdiri rumah peninggalan Belanda/Loji yang masih terawat. Obyek ini terletak di desa Papringan Kec. Klakah, sekitar 25 Km kearah utara kota Lumajang.

8.      Coban Pawon,
Merupakan obyek wisata Alam,Terletak di desa Kertowono Kecamatan Gucialit, jarak dari kota Lumajang sekitar 20 Km. Keunikan air terjun ini adalah antrukannya berada didalam goa yang menyerupai pawon (dapur tempat memasak), setiap percikan air terjun ini diyakini dapat membantu penyembuhan penyakit.

9.      Goa Bima,
Merupakan obyek wisata Alam.Terletak di desa Gondoruso Kecamatan Pasirian, 25 Km jarak dari kota Lumajang dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 maupun roda 2 dengan akses jalan beraspal. Obyek ini masih sangat alami karena belum banyak dikunjungi, Goa ini juga dipercaya tempat yang baik untuk bertapa dan didalam goa dapat dijumpai batu seperti bekas bertapa.

10.  Pantai Bambang,
Merupakan obyek wisata pantai dengan ombak besar mencapai 3 sebagai ciri khas pemandangan pantai selatan. Terletak di desa Bago Kecamatan Pasirian, 24 Km jarak dari kota Lumajang dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 maupun roda 2 dengan akses jalan beraspal, dan diyakini masyarakat sebagai tempat bersemayamnya Nyi Roro Kidul.

11.  Pantai Watu Pecak,
Di desa Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian 18 Km dari kota Lumajang kearah Selatan dengan jarak tempuh 35 menit dari Kecamatan Pasirian, terdapat obyek wisata Pantai Watu Pecak yang berada sebelah Timur Pantai Bambang.

12.  Air Terjun Manggisan,
Merupakan obyek wisata Alam Terletak di desa Kandangan Kecamatan, Senduro 22 Km jarak dari kota Lumajang, cocok untuk kegiatan haiking dan petualangan dengan akses jalan setapak. Air terjun ini mempunyai ketinggian 21 m. Tidak membahayakan dan sangat menyenangkan untuk mandi disini.

13.  Pantai Tlepuk,
Pantai dengan panorama indah dan deburan ombak yang menakjubkan memiliki rawa yang sangat ideal untuk tempat pemancingan. Tempat ini mudah dijangkau terletak di kecamatan pasirian sekitar 31 km arah selatan kota Lumajang.

14.  Goa Tetes,
Goa Tetes merupakan wisata goa yang didalamnya terdapat stalagtit dan stalagmit dengan warna yang beraneka ragam.Terletak di desa Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo jarak tempuh dari kota Lumajang 55 Km ke sebelah Selatan, mudah dicapai dengan kendaraan roda dua / empat, satu jalur dengan obyek wisata Piket Nol, selanjutnya perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki menuruni tangga sepanjang 3 Km untuk sampai ke mulut goa, dengan medan yang cukup menantang.

15.  Gunung Semeru,
Puncak Mahameru mempunyai ketinggian 3.676 m diatas permukaan laut dengan kawah Jonggring Saloko dipuncaknya, adalah obyek wisata bagi penghobi pendaki dengan kondisi alam yang menantang. Di Puncak Mahameru pada hari besar nasional atau setiap tanggal 17 Agustus dan 10 November dijadikan tempet upacara oleh para pendaki dari berbagai penjuru nusantara didunia sambil menikmati panorama matahari terbit dan panorama matahari tenggelam dari puncak gunung tertinggi di pulau Jawa ini, sebelum mencapai puncak Semeru / Mahameru terdapat hamparan rumput atau safana yang luas dengan kabut tebalnya yang sangat indah.

16.  Watu Godeg,
Kecamatan Tempursari sebagai wilayah Kabupaten Lumajang di ujung selatan mempunyai obyek wisata Pantai Watu Godeg yang terletak di Desa Bulurejo dengan jarak 8 Km dari Kecamatan Tempursari kearah Selatan atau sekitar 80 km dari Kota Lumajang. Dengan adanya jalan tembus Pasirian -Tempursari jaraknya dapat diperpendek menjadi 12 Km dari Kecamatan Pasirian.

17.  Ranu Bedali,
Sebagai rangkaian kawasan Segitiga Ranu, dengan jarak 7 Km dari Ranu Pakis atau 6 Km dari Ranu Klakah kita sampai pada Ranu Bedali Kecamatan Ranuyoso. Obyek wisata ini mempunyai ketinggian 700 M dari permukaan laut dengan luas danau 25 Ha dan kedalaman 28 m.

18.  Ranu Pakis,
Sekitar 10 menit dengan berkendaraan roda dua ataupun roda empat sampailah kita ke Ranu Pakis, bila kunjungan wisata kita diawali dari Ranu Klakah. Obyek wisata danau ini terletak di Desa Ranu Pakis dengan jarak 20,5 Km disebelah Utara kota Lumajang ,mempunyai ketinggian 600 Meter, dari permukaan laut dengan luas danau 50 Ha dan kedalaman 26 m. Masih dilatar belakangi Gunung Lamongan dan nampak lebih dekat, serta kondisi alam yang masih perawan akan menjadi daya tarik bagi pecinta lingkungan atau wisatawan yang membutuhkan udara segar.

19.  Ranu Klakah,
Obyek wisata danau ini terletak di sebelah Utara kota Lumajang tepatnya di Desa Tegalrandu Kecamatan Klakah dengan jarak tempuh 20 Km dari kota Lumajang. Transportasi, mudah dicapai dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum baik roda dua maupun roda empat disamping ada dokar sebagai sarana angkutan tradisional masyarakat setempat.

20.  Water Park,
Kolam renang dewasa dan anak terbaru di Lumajang yang terletak di Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT) Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang, jarak tempuh dari kota Lumajang 7 Km kearah Utara 15 menit perjalanan dapat ditempuh segala macam kendaraan. Merupakan obyek wisata air yang dilengkapi dengan arus air, sarana luncuran dan sarana lain yang menarik bagi yang gemar bermain diair. Obyek wisata baru ini selain menjanjikan kesehatan dan kebersihan air serta keindahan lokasinya juga merupakan lokasi yang srategis, terletak pada jalur Probolinggo Bali lewat Jember




Tidur Siang,, yuuuukkk!!!

Mungkin tak banyak orang yang mengetahui bahwa tidur siang yang kita lakukan banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan.Untuk itulah, perlunya tips kesehatan mengupas tentang berbagai manfaat tidur siang tersebut.
Berikut ini manfaat luar biasa tidur siang bagi kesehatan :
1.  Tidur siang ternyata mampu meningkatkan daya ingat otak anda. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 menemukan bahwa tidur siang dalam wakut 45 menit mampu meningkatkan daya ingat otak anda. 
2.   Tidur siang ternyata mampu meningkatkan produktivitas kerja anda. Oleh karena itulah, bagi anda yang sering mengalami kecapekan tenaga dan pikiran setelah bekerja di sarankan untuk tidur siang agar produktivitas kerja anda meningkat. 
3.    Tidur siang ternyata mampu mengobati insomnia atau gejala susah tidur. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 menegaskan bahwa tidur siang akan membuat penderita insomnia jadi lebih bugar. Ini dikarenakan total waktu istirahatnya jadi lebih panjang. 
4.     Tidur siang ternyata membantu menurunkan tingkat stress yang anda miliki. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hormon stress secara dramatis akan mengalami penurunan setelah anda melakukan tidur siang bagi anda yang semalam tidurnya kurang begitu nyenyak dan lelap. 
5.     Tidur siang ternyat mampu mencegah penyakit jantung. Jika anda melakukan tidur siang pendek selama 20-40 menit setiap hari akan mengurangi resiko penyakit jantung serta stroke. Sebuah penelitan yang dilakukan oleh orang Yunani menemukan bahwa orang yang setidaknya tidur siang selama 30 menit selama 3 kali sehari dalam waktu seminggu mampu menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler sebesar 37 persen. berdasarkan penelitan tersebut, tidur siang yang sehat yaitu antara pukul 1-3 siang selama tak lebih dari 45 menit. Karena jika lebih dari waktu tersebut akan menyebabkan kepala berat ketika anda terbangun.

Makanan Berbahaya Saat Minum Obat


Siapa yang tidak tergiur akan kelezatan sate, apakah itu sate kambing, sate ayam, ataupun sate padang dan beraneka ragam makanan lainnya yang bersumber dari air tawar ataupun hasil laut seperti ikan mas, ikan kakap, baronang, cumi, kepiting dan teman-temannya, ditambah sedikit lalapan dan sambal yang pedas. Mmmm sangat menarik bukan ?? Dan tentu saja untuk menemukan jenis makanan tersebut di Jakarta khususnya tidaklah susah, bila kita perhatikan banyak sekali di jalanan yang mencoba menjajakan jenis makan tersebut. Akan tetapi berhati-hatilah bila Anda adalah pengemar jenis makan tersebut, karena penyakit kanker sudah mengintai kita.

Pada umumnya untuk membakar makanan tersebut biasanya digunakan arang, ternyata di sinilah awal penyakit kanker tersebut bermula. Karena begitu makanan tersebut dibakar menggunakan arang yang mengandung zat karbon, maka pada makanan tersebut sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker. Tetapi tidak usah takut, bagi Anda pengemar makanan tersebut dapat mengatasinya dengan memakan timun, karena sate yang dibakar tersebut mengandung zat karsinogen (penyebab kanker) dan timun mempunyai anti karsinogen.

Bagi para pengemar mie instan, ternyata di dalam mie tersebut terkandung lilin yang berfungsi untuk melapisi mie instant (mungkin itu juga yah yang menyebabkan mie tidak lengket satu dengan yang lainnya). Pernah rekan saya bereksperimen dengan cara menyimpan kuah hasil olahan mie instan selama 3 hari, dan ternyata memang terbukti ditemukan zat seperti lilin.Bagi anda pengemar mie instan, mungkin kini saatnya untuk berhati-hati mengkonsumsi mie tersebut, karena tubuh kita membutuhkan waktu 2 – 3 hari untuk membersihkan zat lilin tersebut. Dan saya juga biasanya kalau mengkonsumsi mie instan, selalu membuang air hasil rebusan dan menggantinya dengan air hangat yang baru. (untuk meminimalkan zat lilin yang masuk).Dan masih banyak zat-zat berbahaya lainnya yang mengintai kita dan terbilang mudah menemukannya.

Rabu, 08 Mei 2013

”Kemiskinan Belum Tertuntaskan “

Kemiskinan merupakan akar dari segala permasalahan yang terjadi di semua negara. Masalah kemiskinan merupakan masalah klasik yang tak kunjung terselesaikan diberbagai negara khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Berbagai dampak yang ditimbulkan dari masalah kemiskinan ini, diantaranya penganguran, kriminalitas, pendidikan, kesehatan,belum lagi beban psikis yang ditanggung masyarakat akibat kemiskinan. Segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menuntaskan masalah kemiskinan yang terjadi di negara ini. Tetapi masih banyak masyarakat yang belum terbebas dari masalah kemiskinan. Sehingga upaya pengetasan kemiskinan secara tuntas masih menuntut peninjauan sampai keakar masalah, memang tak ada jalan pintas untuk mengetaskan masalah kemiskinan ini. Masyarakat dikatakan miskin diantaranya apabila masyarakat berpenghasilan kurang dari angka garis kemiskinan, pendidikan rendah. Seperti salah satu keluarga di kabupaten Lumajang yang masih tergolong masyarakat miskin yaitu bapak Ahmad. Keluarga ini bertempat tinggal di dusun Krajan Tengah RT/RW 007/001 , Kec. Tempeh dengan kondisi rumah yang sederhana dan sempit. Beliau bekerja sebagai tukang becak, terkadang juga menjadi buruh lepas. Sedangkan istri dari bapak Ahmad juga bekerja sebagai buruh lepas sebagai buruh cuci ataupun pekerjaan rumah tangga lainnya untuk menambah perekonomian keluarga ini. Selain itu kondisi Bapak Ahmad yang sakit-sakitan sehingga beliau terkadang juga tidak bekerja, sehingga hal ini memaksa ibu Sami untuk bekerja lebih keras demi keluarganya. Pendapatan dari pak Ahmad masih dibawah 600 ribu/bulan dimana Penghasilan dari bapak ahmad sendiri hanyalah 4 ribu - 10 ribu rupiah setiap hariya, terkadang itupun penghasilan yang didapat selama 2 hari karena kondisi dari Beliau yang tidak memungkinkan bekerja sepenuhnya. Sedangkan pendapatan ibu Sami hanya berkisar 5ribu- 15ribu apabila banyak tetangga yang meminta tolong untuk membantu pekerjaan rumah seperti mencuci. Pendidikan terakhir dari bapak Ahmad sendiri hanya sampai Sekolah Dasar. Bahkan istri dari bapak Ahmad yang bernama ibu Sami tidak dapat membaca karena beliau hanya mengenyam pendidikan sampai dengan kelas 3 SD. Laki-laki berumur 65 tahun ini memiliki tiga anak yang ketiganya sudah tidak bersekolah lagi. Dan ketiga anaknya sudah bekerja menjadi tukang bangunan, tukang pijat, bahkan anak terakhir menjadi buruh pabrik. Kedua anaknya hanya bersekolah sampai jenjang SMP, sedangkan anak yang ketiga sampai dengan SMA itupun biaya sekolahnya dibantu orang lain. Dimana kemiskinan menyebabkan pendidikan rendah, dan nantinya dengan pendidikan rendah juga memyebabkan pengangguran yang berdampak pada masalah sosial. Seperti telah disinggung di atas bahwa kemiskinan merupakan suatu masalah yang klasik yang tak kunjung terselesaikan .Oleh karena itu setiap upaya pengetasan kemiskinan secara tuntas menuntut peninjauan sampai keakar masalah,tidak ada jalan pintas untuk mengetaskan masalah kemiskinan ini dan pengentasan kemiskinan tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa.

Sabtu, 04 Mei 2013

KEAMANAN PANGAN


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.  Latar belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidup manusia, sehingga setiap orang perlu dijamin dalam memperoleh pangan yang bermutu dan aman. Bahan pangan yang tidak diproduksi dengan cara yang baik dan benar dapat menjadi sumber mikroorganisme dan kontaminan kimia yang dapat berbahaya dan menyebabkan penyakit kepada manusia. Terjadinya kasus-kasus keracunan pangan seharusnya tidak perlu terjadi apabila produk pangan diolah dengan prosedur pengolahan yang benar.  (Badan POM,2007).

Makanan-makanan tersebut sangat mungkin sekali menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit. Salah satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan memastikan bahwa makanan tersebut dalam keadaan bersih dan terhindar dari penyakit. Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan suatu makanan menjadi tidak aman karena terkontaminasi mikroorganisme sehinga menyebabkan keracunan pangan massal. Kejadian keracunan makanan di Indonesia masih cukup sering terjadi.  Di Tahun 2010 tercatat 132 Kasus dan 13 Insiden Keracunan Makanan/ Keracunan Pangan terjadi dan terlaporkan di Sentra Informasi Keracunan Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Selain itu pada bulan April kemarin terjadi kasus keracunan massal yang disebabkan oleh beberapa bakteri dalam hidangan makanan hajatan yang terjadi di Solo Sering kali keracunan yang disebaban oleh makanan hajatan/massal adalah berasal dari satu dapur atau satu pengelolah catering.

 Selain itu, masyarakat banyak yang masih belum memperhatikan kebersihan tempat pengolahan makanan sehingga mikroorganisme dengan mudah mengontaminasi makanan. Mikroorganisme adalah pencemar yang harus diwaspadai karena keberadaannya dalam makanan sering tidak disadari sampai menimbulkanakibat-akibat yang tidak diinginkan. Misalnya, kerusakan makanan atau keracunan makanan.Jenis mikroorganisme yang sering menjadi pencemar bagian makanan adalah bakteri, fungi, parasit, dan virus. Sifat patogenik beberapa mikroba menjadi isu yang penting dalam pengolahan dan penanganan bahan makanan. Mikroba Escherichia coli menyebabkan infeksi, sedangkan Clostridium botulinum, dan Staphylococcus aureus memproduksi toksin yang berbahaya .Penyebab terkontaminasinya makanan oleh mikroba sering terjadi karena sanitasi pengelolaan makanannya yang tidak memenuhi syarat kesehatan, sehingga makanan tersebut sebenarnya tidak bisa lagi dikonsumsi karena akan terjadi gangguan kesehatan akibat keracunan makanan oleh mikroba. Oleh karena itu sanitasi pengelolaan makanan dan higiene sanitasi perorangan sangat penting juga untuk diperhatikan karena makanan dapat menjadi media penularan penyakit (Food BorneDisease). Selain itu masih rendahnya pengetahuan dan perilaku penjamah makanan juga mempengaruhi terjadinya kontaminasi bakteri pada makanan.

Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman dapat menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi berbagai penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut penyakit bawaan makanan (food-borned diseases) .Penyakit bawaan makanan merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang paling banyak dan paling membebani yang pernah dijumpai di zaman modern ini.

Dengan maraknya kasus keracunan makanan yang diakibatkan oleh makanan yang mengandung bakteri patogen, maka hal ini menjadi dasar pembahasan dalam paper ini dengan judul “Hubungan Antara Higiene Pengolahan Makanan dengan Kasus Keracunan Makanan oleh Bakteri

1.2    Rumusan Masalah
1.     Apa yang menyebabkan terjadinya kasus keracunan massal yang terjadi di desa Ngringo, Solo?
2.     Bagaimana hubungan antara higiene pengolahan makanan dengan kasus keracunan massal?

1.3    Tujuan
1.     Mengetahui penyebab terjadinya keracunan makanan massal yang terjadi di desa Ngringo, Solo.
2.     Mengetahui hubungan antara higiene pengolahan makanan dengan kasus keracunan massal?



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Keamanan Pangan
Untuk melaksanakan Undang-Undang nomor 7 tahun 1996 dan memberikan perlindungan kepada masyarakat maka pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Pangan yang aman serta bermutu dan bergizi tinggi penting perannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan serta peningkatan kecerdasan masyarakat (Cahyadi, 2008).
Karena keamanan pangan muncul sebagai suatu masalah yang dinamis seiring dengan berkembangnya peradaban manusia dan kemajuan ilmu dan teknologi, maka diperlukan suatu sistem dalam mengawasi pangan sejak diproduksi, diolah, ditangani, diangkut, disimpan dan didistribusikan serta dihidangkan kepada konsumen. Toksisitas mikrobiologik dan toksisitas kimiawi terhadap bahan pangan dapat terjadi pada rantai penanganan pangan dari mulai saat pra-panen, pascapanen/pengolahan sampai saat produk pangan didistribusikan dan dikonsumsi (Seto, 2001).
Sistem pangan yang ada saat ini meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan, pembinaan atau pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi makanan dan peranannya sampai siap dikonsumsi manusia. Setiap orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan produksi pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (Saparinto dan Hidayati, 2006).
Untuk itu keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering mengakibatkan terjadinya dampak berupa penurunan kesehatan konsumennya, mulai dari keracunan makanan akibat tidak higienisnya proses penyiapan dan penyajian sampai resiko munculnya penyakit kanker akibat penggunaan bahan tambahan (food additive) yang berbahaya (Syah, 2005).

2.2    Higiene dan Sanitasi Makanan
Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan. Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:
1.     Keadaan bahan makanan
2.     Cara penyimpanan bahan makanan
3.     Proses pengolahan
4.     Cara pengangkutan makanan yang telah masak
5.     Cara penyimpanan makanan masak
6.     Cara penyajian makanan masak

Pengolahan makanan menjadi makanan siap santap merupakan salah satu  titik rawan terjadinya keracunan, banyak keracunan terjadi akibat tenaga  pengolahnya yang tidak memperhatikan aspek sanitasi. Pengolahan  makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip - prinsip Hygiene dan sanitasi, yang dikenal dengan istilah  Good Manufactering  Practice (GMP) atau cara produksi makanan yang baik. Terjadinya kasus  keracunan makanan disebabkan karena tempat pengolahan makanan dan peralatan masak di mana peralatan masak juga dapat menyebabkan  keracunan pada makanan. Kita ketahui bahwa logam dan senyawa kimia dapat terlarut dalam alat masak atau kontainer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan makanan, dapat menyebabkan keracunan (Zaenab, 2008) .

2.4    Kontaminasi Makanan
Kontaminasi makanan adalahterdapatnya bahan atau organisme berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja. Bahan atau organisme berbahaya tersebut disebut kontaminan . Terdapatnya kontaminan dalam makanan dapt berlangsung melalui 2 cara :
1.     Kontaminasi langsung adalah kontaminasi yang terjadi pada bahan makanan mentah, baik tananman ataupun hewan, yang diperoleh dari tempat hidup atau asal bahan makanan tersebut. Contoh kontaminan jenis ini misalnya terdapatnya mikrobia pada sayuran yang bersal dari tanah, air, atau udara di sekitar tempat tumbu tanaman, kontaminasi insektisida pada buah-buahan.
2.     Kontaminasi silang adalah kontaminasi pada bahan makanan mentah ataupun makanan masak melalui berbagai pembawa antara lain serangga, tikus, peralatan masakataupun manusia yang menangani makanan tesebut. Dengan demikian,kontaminasi silangdapat terjadi selama makanan ada pada tahap persiapan,penolahan, pemasakan, maupun penyajian.

Macam kontaminasi yang sering terdapat dalam makanan, yaitu :
1.     Kontaminan kimiawi adalah berbagai macam bahan atau unsur kimia yang menimbulkan pencemaran atau kontaminan pada bahan makanan. Unsur kimia ini dapat berada dalam makanan melalui beberapa cara seperti terlarutnya lapisan alat pengolah karena digunakan untuk mengolah makanan yang dapat melarutkan zat kimia dalam pelapis, logam yang terakumulasi di dalam produk perairan misalnya kerang atau tanaman yang habitat asalnya tercemar, bahan pembersih atau sanitasi kimia pada pengolah makanan yang tidak bersih pembilasannya atau yang secara tidak sengaja mengkontaminasi makanan karena penyimpanan yang berdekatan. (Purnawijayanti, 2001)
2.     Kontaminan fisik  adalah benda-benda asing yang terdapat dalam makanan, yang bukan menjadi bagian dari makanan tersebut. Benda ini merupakan kontaminan fisik yang selain menurunkan nilai estetis makanan juga dapat menimbulkan luka serius bila tertelan, seperti kerikil, pecahan logam dan lainnya. (Purnawijayanti, 2001)
3.     Kontaminasi biologis merupakan organisme yang hidup dan menimbulkan kontaminan makanan. Organisme hidup yang sering menjadi kontaminan atau pencemar bervariasi mulai yang berukuran besar seperti serangga, sampai yang amat kecil seperti mikroorganisme. Mikroorganisme adalah bahan pencemar yang harus diwaspadai, karena keberadaannya di dalam makanan sering tidak disadari, sampai menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan, misalnya kerusakan makanan atau keracunan makanan. (Purnawijayanti, 2001)
Bakteri dapar menyebabkan keracunan pangan melalui dua mekanisme , yaitu intoksifikasi dan infeksi. Keracunan pangan yang disebabkan oleh produk toksik bakteri patogen (baik itu toksin maupun metabolit toksik) disebut intoksikasi. Bakteri tumbuh pada pangan dan memproduksi toksin dan jika pangan  ditelan, maka toksin tersebut yang akan menyebabkan gejala, bukan bakterinya. Bakteri juga dapat menginfeksi korbannya melalui pangan yang dikonsumsi. Infeksi makanan yaitu penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung mikroba patogen, kemudian mikroba tersebut dapat menembus sistem pertahanan tubuh dan hidup serta berkembang biak di dalam tubuh. 
Keracunan Makanan Karena Bakteri
intoksikasi
Infeksi
1.  Intoksikasi stapilokoki  (enterotoksin stapilokoki diproduksi  oleh Staphylococcus aureus)
2.  Botulism:neurotoksin diproduksi oleh Clostridium botulinum

1. Salmonellosis: enterotoksin dan sitotoksin dari  Salmonella spp.
2. Clostridium perfringens:  entertoksin diproduksi selama sporulasi C. Perfringens tipe A dalam saluran pencernaan
3. Bacillus cereus: entertoksin diproduksi selama sel lisis dalam saluran pencernaan
4.Escherichia coli enteropatogenik
5.Campylobacter jejuni, C.coli
6.Listeria monocytogenes
7.Yersiniosis Shigellosis Vibrio parachaemolyticuz


2.2. Peranan Makanan Sebagai Media Penularan Penyakit
Menurut Sihite (2000), makanan dalam hubungannya dengan penyakit, akan dapat berperan sebagai:
1.     Agen
Makanan dapat berperan sebagai agent penyakit, contohnya : jamur sepertiAspergillus yaitu spesies dari genus Aspergillus diketahui terdapat dimana-mana dan hampir dapat tumbuh pada semua substrat, fungi ini akan tumbuh pada buah busuk, sayuran, biji-bijian, roti dan bahan pangan lainnya.
2.     Vehicle
Makanan juga dapat sebagai pembawa (vehicle) penyebab penyakit, seperti : bahan kimia atau parasit yang ikut termakan bersama makanan dan juga beberapa mikroorganisme yang patogen, serta bahan radioaktif. Makanan tersebut dicemari oleh zat-zat diatas atau zat-zat yang membahayakan kehidupan.
3.     Media
Makanan sebagai media penyebab penyakit, misalnya kontaminasi yang jumlahnya kecil, jika dibiarkan berada dalam makanan dengan suhu dan waktu yang cukup, maka bisa menyebabkan wabah yang serius.



BAB 3. PEMBAHASAN

3.1    Kontaminasi Makanan oleh Bakteri
Makanan yang aman adalah makanan yang hygiene yaitu terhindar dari cemaran yang berasal dari faktor-faktor lingkungan seperti bangunan tempat pengolahan makanan, alat yang dipakai, hygiene perorangan penjamah makanan, dan air yang digunakan. Ada keterkaitan antara air, sanitasi, peralatan, lalat, hewan lain, hygiene perorangan dengan makanan yang mengakibatkan penularan penyakit.
Makanan yang di olah secara massal misalnya makanan katering dan makanan yang dijual diberbagai warung biasanya tidak dimasak dan tidak disajikan  secara higienis. Bahkan, makanan yang di masak sendiri bahkan tidak luput dari kontaminasi atau pencemaran mikroorganisme patogen bila tidak menjaga kebersihan dengan baik sewaktu menyiapkan, memasak dan menyajikan makanan yang akan di konsumsi. Menyentuh makanan dengan tangan secara langsung juga tidak di anjurkan mengingat biasanya pengelola malas bahkan lupa mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
Kasus yang terjadi di desa Ngringo, Solo tersebut merupakan keracunan massal yang di alami warga setelah mengonsumsi hidang dari sebuah acara pesta yaitu bistik daging, sop galantin dan resoles. Penyebab keracunan pada kasus ini  adanya  tiga bakteri yang mengontaminasi ketiga makanan tersebut yakni staphylococcus aureus, clostridium botulinum dan escherichia coli.  Bakteri dapat menyebabkan keracunan pangan melalui 2 mekanisme , yaitu intoksikasi dan infeksi
Jenis bakteri yang menyebabkan keracunan massal yang terjadi di desa Ngringo, Solo antara lain:
a.     Escherichia coli
Esherichia Coli, terdapat di hampir semua jenis bahan makanan baik yang berasal dari tanaman (sayur, buah maupun hasil pertanian lain) atau pun hewan (daging, susu dll, dan dapat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui konsumsi pangan yang dimasak setengah matang, susu mentah, dan cemaran fekal pada air dan pangan. Kontaminasi bakteri E.Coli pada makanan yang dihidangkan pada hajatan menyebabkan keracunan massal disebabkan pada sangat pengolahan makanan yang tidak sempurna. E.coli juga dapat mencemari air bersih, sayuran yang merupakan bahan pangan dalam pembuatan sup galatin dan resoles.
b.     Staphylococcus aureus
Staphylococcus Aureus, dari semua jenis makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan, baik dalam bentuk ataupun hasil olahannya. Juga banyak ditemukan pada berbagai jenis sayuran .
Daging dan sayuran yang digunakan dalam makan tersebut mengandung bakteri Staphylococcus Aureus. Bakteri ini merupakan bakteri yang dapat menyebabkan keracunan pangan melalui intoksikasi. Bakteri ini tumbuh pada pangan yang disebabkan oleh produk toksik dan jika makanan. dikonsumsi akan menyebabkan gejala, bukan bakterinya. Keracunan makanan akibat bakteri ini disebabkan karena bahan pangan untuk pembuatan bistik daging, sop galatin dan resoles dalam proses pemasakannya belum sempurna khususnya bhan pangan daging. Karena daging apabila tidak ditangani dengan baik mudah terkontaminasi oleh bakteri.
c.     Clostridium botulinum
Clostridium Botulinum, ada di semua bahan makanan dari daging dan ikan, terutama yang sudah diawetkan melalui pengalengan dan kemasan tertutup rapat. Jenis racunnya ampuh, bisa menyebabkan kematian.
Clostridium botulinum menghasilkan racun yang mencegah transmisi impuls saraf ke otot. Yang menyebabkan keracunan dalam makanan yang disebabkan oleh bakteri clostrium Botulinum adalah racunnya yang dihasilkan oleh bakteri ini. Mual, muntah dan kram perut adalah gejala umum yang ditimbulkannya. Efek dimulai pada syaraf di kepala sehingga menyebabkan penglihatan kabur/ganda dan kesulitan menelan, kemudian menyebar ke punggung sehingga menyebabkan kelumpuhan otot lengan, otot pernapasan, dan mungkin juga otot kaki. Gejala ini biasanya muncul 4-36 jam setelah menelan toksin, tetapi bisa memakan waktu hingga delapan hari. Kebanyakan keracunan dapat terjadi akibat cara pengawetan pangan yang keliru (khususnya di rumah atau industri rumah tangga), misalnya pengalengan, fermentasi, pengawetan denganm garam, pengasapan, pengawetan dengan asam atau minyak. Tindakan pengendalaian khusus bagi rumah tangga atau pusat penjualan makanan antara lain dengan memasak pangan kaleng dengan seksama (rebus dan aduk selama 15 menit), simpan pangan dalam lemari pendingin terutama untuk pangan yang dikemas hampa udara dan pangan segar atau yang diasap. Hindari pula mengkonsumsi pangan kaleng yang kemasannnya telah menggembung.
Mikroorganisme, terutama bakteri, termasuk yang bersifat patogen (penyebab penyakit) dapat ditemukan dimana saja, bisa di tanah, air, udara, bahan makanan, peralatan untuk memproses makanan. Ketiga bakteri yang menyebabkan keracunan massal di Solo terdapat pada tiga jenis makanan yang dihidangkan yakni, daging bistik sop galantin dan resoles.
3.2  Higiene Pengolahan Makanan dan Keracunan Pangan
Seorang tenaga pengolah makanan, atau penjamah makanan baik dalam mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut, maupun menyajikan. Dan memperhatikan hygiene perorangannya. Salah satu contoh adalah kebersihan tangan. Biasakan mencuci tangan sebelum makan atau mengolah makanan.Seorang penjamah makanan yang tidak sehat dapat menjadi sumber penyakit dan dapat menyebar kesuatu masyarakat konsumen, peranannya dalam suatu penyebaran penyakit dengan cara kontak antara penjamah makanan yang menderita penyakit menular dengan konsumen yang sehat ,kontaminasi terhadap makanan oleh penjamah makanan yang sakit, misalnya batuk atau luka ditangan, dan pengolah atau penanganan makanan oleh penjamah makanan yang sakit atau pembawa kuman.
Makanan masak merupakan campuran bahan yang lunak dan sangat disukai bakteri. Bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana yang cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi banyak. Di antara bakteri terdapat beberapa bakteri yang menghasilkan racun (toksin), ada racun yang dikeluarkan oleh tubuhnya (eksotoksin), dan ada yang disimpan dalam tubuhnya (endotoksin/ enterotoksin). Sementara di dalam makanan juga terdapat enzim. Enzim terutama terdapat pada sayuran yang akan menjadikan buah matang dan kalau berlangsung terus buah akan menjadi busuk.
Seperti telah disebutkan tadi bahwa kasus keracunan makanan kebanyakan terjadi pada bahan makanan yang dikerjakan secara masal. Hal ini mengingat makanan yang dikerjakan secara massal oleh industri rumah tangga ( katering) umumnya kurang menjaga kebersihan. Sama halnya jka memasak sendiri makanan dirumah tanpa memperhatikan kebersihan maka hasilnya tidak akan berbeda dengan masakan secara massal, yakni bisa menimbulkan keracunan.
Pada makanan hendaknya :
·         Menghambat atau mencegah hidupnya mikroorganisme patogen, serta mengurangi jumlah mikroorganisme lainnya,yaitu dengan memasak bahan makanan sampai matang.
·         Mengendalikan proses, artinya pintar-pintar memilih bahan baku, pengolahan, penyajian.
Hal penting dalam memproduksi makanan yang baik menyangkut higiene dan sanitasi. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan menjaga air minum bersih, upaya mencuci tangan sebagai kebiasaan sehat, menjaga lingkungan sumber air tetap bersih, menjaga makanan tetap aman dan menjaga lingkungan yang bersih.
Pengolahan makanan yang dilaksanakan dengan kondisi  yang tidak higiene dan pemasakan  bahan pangan dengan tidak sempurna dapat menyebabkan keracunan makanan. Dalam pengolahan ketiga makan tersebut (daging bistik sop galantin dan resoles). Kemungkinan dalam proses pengolahan makanan- makanan tersebut  kurang baik dan higiene, serta kematangan bahan makanan kurang diperhatikan.
Kebiasaan pribadi para pekerja dan konsumen dalam mengelola bahan pangan dapat merupakan sumber yang penting dari pencemaran. Beberapa peristiwa dari keracunan bahan pangan yang tercemar oleh Staphylococcus aureus telah diakibatkan oleh higiene yang buruk dari pengelola bahan pangan tersebut. Apabila memungkinkan pengelola bahan pangan harus memakai sarung tangan plastik yang telah steril. Luka-luka dan iritasi lainnya pada kulit adalah tempat yang baik bagi sejumlah besar Staphylococcus aureus, oleh karenanya harus ditutup. Batuk atau bersin sekitar bahan pangan sebaiknya dihindarkan dan tangan harus dihindarkan dari muka dan hidung. Pekerja yang menderita diare tidak diperkenankan bekerja dengan bahan makanan.kurang rendah; serta pangan yang tidak habis dikonsumsi dan disimpan pada suhu ruang.
Daging akan mengalami kerusakan apabila tidak mendapat perlakuan dengan baik. Agar aman dan layak dikonsumsi, daging perlu ditangani dengan baik dan benar dalam pengolahannya. Untuk mendapatkan keamanan saat mengkonsumsi makanan dari daging hendaknya diolah atau dimasak  dengan baik dan memastikan bahwa daging benar-benar dalam kondisi matang. Simpan pada temperatur yang rendah dalam lemari pendingin. Komponen daging merupakan bahan yang sangat bagus untuk pertumbuhan bakteri penyebab penyakit, keracunan, perlendiran dan pembusukan. Sedangkan E.coli yang pada keadaan normal tidak menyebabkan penyakit pada manusia dapat menimbulkan penyakit pada kondisi dan jumlah tertentu. Air yang digunakan untuk memasak harus merupakan air yang bersih,dan berkualitas agar menghindari kontaminasi silang dari sumber air yang digunakan. Serta pemasakan air untuk makanan harus benar-benar masak.


3.2.1       Keracunan makanan

Gejala keracunan sering terjadi karena seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya, termasuk mikroorganisme, yang tidak  dapat dideteksi langsung dengan indera manusia.  Mikroorganisme berbahaya yang terdapat di dalam makanan kadang-kadang dapat  dideteksi keberadaannya di dalam makanan jika pertumbuhan mikroorganisme  tertentu menyebabkan perubahan-perubahan pada makanan, misalnya menimbulkan  bau asam, bau busuk, dan lain-lain. Akan tetapi tidak semua mikroorganisme menimbulkan perubahan yang mudah dideteksi secara langsung oleh indera kita, sehingga kadang-kadang juga dapat menimbulkan gelala sakit pada manusia jika tertelan dalam jumlah sangat kecil di dalam makanan. Jumlah yang sangat kecil ini tidak mengakibatkan perubahan pada sifat-sifat makanan.
Medline Plus mendefinisikan keracunan makanan sebagai suatu kondisi yang terjadi ketika orang makan makanan yang terkontaminasi dengan virus bakteri, atau parasit. Daging dapat mengembangkan bakteri berbahaya dan virus yang umumnya dibunuh pada saat proses memasak. Jika daging kurang matang, orang akan berisiko keracunan makanan. Gejala umum dari keracunan makanan seperti diare, sakit perut, kram, sakit kepala, demam, menggigil, kelemahan dan muntah.

3.2.2       Mencegah keracunan makanan
Beberapa tindakan dapat mencegah atau mengurangi terjadinya keracunan akibat kontaminasi bakteri :
1.     Higiene Perseorangan
Orang yang mengolah, memasak, atau menyajikan makanan perlu sekali mengerti dan dipahami bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan. Penderita kudis (koreng), radang saliuran pernapasan, atau penyakit alat percernaan merupakan sumber-sumber penulaan bibit penyakit kepada makanan, terutama kepada makananan masak.cara- cara penularan itu melalui penyentuhan dengan tangan kotor, bersin, dan batuk. Mencuci bersih tangan dengan air yang bersih adalah syarat mutlak bagi pengelola makanan, terutama setelah buanag air kecil atau buang air besar. (Sitorus, 2009)
2.     Higiene Lingkungan
        Selain kebersihan perseorangan, kebersihan tempat kerja dan lingkungan sekitar, fasilitas tempat kerja pun sama pentingnya. Harus cukup tersedia air bersih, cukup terdapat sinar matahari. Pengolahan dan penyimpanan makanan harus mendapat perhatian khusus dimana tempat pengolahan makanan harus dalam kondisi bersih. Selain itu alat masak dan alat makan juga harus terjaga kebersihannya agar tidak menjadi sumber bakteri. Alat-alat harus dibersihkan sebaik mungkin sehingga tidak ada sisa-sisa organik yang nampak oleh mata. Tindakan ini dapat dibantu dengan menggunakan detergen dan apabila bahan ini digunakan harus dibasuh/dibilas secara baik dengan air bersih. mencuci bahan makanan, seperti daging dan sayuran di bawah air mengalir ketika baru saja membelinya untuk menghilangkan kandungan kimia, pestisida, dan kuman. (Sitorus, 2009)
3.     Pemilihan bahan makanan
          Pemilihan bahan makanan akan lebih efektif bila dibeli dalam jumlah terbatas. Khusus untuk makanan mudah rusak, proses seleksi lebih baik dilakukan saat pengolahan. Lalu, seleksi makanan yang tidak mudah rusak dilakukan saat penyimpanan. Yang berkondisi tidak baik disingkirkan agar tidak mencemari bahan makanan lain yang berkondisi baik.

4.     Menyantap Makanan Matang 
Perilaku menyantap makanan yang dimasak dengan sempurna dapat mencegah terjadinya keracunan.Makanan yang dimasak dengan sempurna dapat memusnahkan bakteri patogen dalam makanan tersebut, karena patogen akan mati pada suhu panas mencapai 100 derajat celcius. Apalagi kondisi memungkinkan maka bakteri tersebut akan tumbuh dan berkembang biak pada makanan dan bila mencapai jumlah yang cukup menyebabkan keracunan dan infeksi.Karena itu, selain memasak makanan dengan sempurna juga dianjurkan menyantap langsung makanan yang telah dimasak tanpa ada waktu jeda. Sebab, jika makanan telah dimasak  kemudian didiamkan, ada peluang bakteri Staphylococcus aureus yang berasal dari rongga mulut, hidung dan tangan  akan mencemari makanan tersebut dan tumbuh sebagai enterotoksin. Keracunan akibat bakteri  Staphylococcus aureus akan dikenali dengan gejala terjadi muntah 1-6 jam setelah menyantap makanan tersebut.

Lima kunci keamanan pangan menurut WHO (food safety, WHO)

1.      Jagalah kebersihan, dengan:  cuci tangan sebelum mengolah pangan dan sesering mungkin selama mengolah pangan. cuci tangan sesudah dari toilet.
Dan cuci dan sanitasi seluruh permukaan yang kontak dengan pangan dan alat pengolah pangan.
2.      Pisahkan pangan mentah dari pangan matang; pisahkan daging sapi, unggas dan hasil laut dari pangan lain. Gunakan peralatan yang terpisah, seperti pisau dan talenan untuk mengolah pangan mentah. Simpan pangan dalam wadah untuk menghindari kontak antara pangan mentah dan pangan matang.
3.      Masaklah dengan benar; masaklah pangan dengan benar terutama daging sapi, unggas, telur dan pangan laut. Rebuslah pangan sampai mendidih, usahakan suhu internalnya mencapai 70 C. untuk daging, usahakan cairan bening, tidak berwarna merah muda. panaskan kembali pangan dengan benar, sebelum dimakan.
4.      Jagalah pangan pada suhu aman;  jangan biarkan pangan matang pada suhu ruang lebih dari 2 jam. Simpan segera semua pangan yang cepat rusak dalam lemari pendingin (sebaiknya pada suhu di bawah 50 C). Pertahankan suhu makanan lebih dari 60 C sebelum disajikan. Jangan biarkan makanan beku mencair pada suhu kamar.
5.      Gunakan air dan bahan baku yang aman; gunakan air yang aman atau beri perlakuan agar air aman. Pilihlah pangan segar dan bermutu. Cucilah buah-buahan atau sayuran yang bersih, terutama yang dimakan mentah. Jangan mengkonsumsi pangan yang sudah kadaluwarsa.




BAB 4. PENUTUP

4.1    Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap higiene dan sanitasi dalam pengolahan makanan masih rendah. Selain itu kurang memperhatikan makanan dan bahan pangan yang berualitas dan aman untuk di konsumsi. Kasus Keracunan makanan yang terjadi di Solo oleh bakteri pada makanan diantaranya bakteri staphylococcus aureus, clostridium botulinum dan escherichia coli yang terdapat pada hidangan makanan hajatan diantaranya daging bistik, sop galantin , resoles. Bahan makanan terkontaminasi bakteri patogen seperti daging, sayuran, dan air.

Keracunan makanan ini disebabkan oleh pengelola katering tidak memperhatikan higiene pengolahan makanan. Higiene dalam pengolahan makanan mempengaruhi kualitas makanan yang dikonsumsi. Pengolahan makanan menjadi makanan siap santap merupakan salah satu  titik rawan terjadinya keracunan, banyak keracunan terjadi akibat tenaga  pengolahnya yang tidak memperhatikan higiene dan sanitasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengolahan makanan antara lain adalah sanitasi tempat pengolahan, hygiene tenaga pengolah serta hygiene dan sanitasi cara-cara pengolahan.  Bangan makanan yang dikerjakan secara massal oleh industri rumah tangga ( katering) umumnya kurang menjaga kebersihan. Hal penting dalam memproduksi makanan yang baik menyangkut higiene dan sanitasi. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan menjaga air minum bersih, upaya mencuci tangan sebagai kebiasaan sehat, menjaga lingkungan sumber air tetap bersih, menjaga makanan tetap aman dan menjaga lingkungan yang bersih.

4.2  Saran
·         Mengingat mencegah lebih baik dari pada mengobati, maka perlu dilakukan pembinaan dan penyuluhan kepada pegusaha katering berkaitan dengan keamanan pangan yang meliputi: cara pengolahan makanan, pemilihan bahan pangan praktek hygiene dan sanitasi.
·         Pengelola makanan harus memperhatikan higiene dan sanitasi pada saat pengolahan makanan untuk mencegah terjadinya kontaminasi makanan dan masyarakat sebaiknya lebih memperhatikan kebersihan dan keamanan makanan yang akan dkonsumsi



DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Noryati. 2002. Keracunan Makanan. Malaysia : Yeohprinco
Gizi Masyarakat. 2013. Syarat Higine Penjamah Makanan. Serial online http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/syarat-higine-penjamah-makanan.html diakses pada tanggal 15 April 2013
Purnawijayanti, Hiasinta A. 2001. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja Dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta : KANISIUS
Sentra Informasi Keracunan Nasional, Badan POM RI. Serial online http://ik.pom.go.id/wp-content/uploads/2011/11/RacunBakPatogen.pdf diakses pada tanggal 15 April 2013
Siagian, Albiner. 2002. Jurnal Mikroba Patogen Pada Makanan Dan Sumber Pencemarannya. Sumatra Utara : USU digital library. Serial online diakses tanggal 16 April 2013
Solopos.com. 2013. KERACUNAN NGRINGO: Tiga Bakteri Penyebab Keracunan Makanan. Serial online http://www.solopos.com/2013/03/23/keracunan-ngringo-tiga-bakteri-penyebab-keracunan-makanan-390240 diakses pada tanggal 15 April 2012
Sitorus, Ronald. 2009. Makanan Sehat & Bergizi. Bandung : CV.YRAMA WIDYA
Yuliarti, Nurheti. 2007. Awas! Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Yogyakarta : CV.ANDI OFFSET




LAMPIRAN ARTIKEL
KERACUNAN NGRINGO: Tiga Bakteri Penyebab Keracunan Makanan
23 Maret 2013 | Filed underKaranganyar | Posted by Ahmad Mufid Aryono
KARANGANYAR –  Keracunan massal yang dialami ratusan warga Desa Ngringo, Kecamatan Jaten disebabkan tiga bakteri yakni staphylococcus aureus, clostridium botulinum dan escherichia coli. Ketiga bakteri itu terdapat di tiga jenis makanan yang dihidangkan yakni bistik daging, sop galantin dan resoles.
Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Karanganyar, Fatkul Munir, mengatakan berdasarkan hasil uji laboratorium ditemukan tiga bakteri yang terdapat di tiga jenis makanan yang dimakan para tamu undangan. Setelah memakan hidangan itu, para tamu undangan yang mayoritas berasal dari Desa Ngringo mengelami gejala keracunan makanan seperti pusing, mual dan muntah-muntah. “Hasilnya ditemukan tiga jenis bakteri yang terdapat di makanan yang dihidangkan saat hidangan,” katanya saat ditemui Solopos.com, Jumat (22/3/2013).
Selain itu, berdasarkan keterangan pemilik katering, proses pengolahan makanan dilakukan tak jauh dari kandang kambing. Artinya, makanan yang diolah itu tak higienis dan layak dikonsumsi. Sehingga mengakibatkan para tamu undangan yang memakannya menderita gejala keracunan makanan.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo untuk memberikan pembinaan kepada pemilik katering tersebut.
“Koordinasi sudah dilakukan dengan DKK Solo, mereka yang berhak memberikan teguran atau sanksi kepada pemilik katering,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi keracunan makanan, pihaknya bakal berkoordinasi dengan pemerintah desa terutama para kepala desa (kades). Setiap warga yang hendak menggelar hajatan wajib meminta izin kepala desa setempat. Sehingga kades setempat bakal mengetahui proses pengolahan makanan yang disajikan.
Pihaknya juga meminta agar setiap warga yang menggelar hajatan menyimpan satu paket makanan. Paket makanan itu menjadi bahan investigasi bila terjadi kasus keracunan makanan. “Dalam waktu dua terakhir, jumlah kasus keracunan makanan meningkat. Kondisi ini patut diwaspadai,” terangnya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop